PERJANJIAN DI AWAL WAKTU

Apalagi yang dapat kau lakukan jika pada malam pun
Kau enggan menyapa
Bukankah kita pernah sama-sama berjanji
Antara bulan dan matahari kelak takkan kita bedakan?
Kini menjelang hari-hari yang mungkin kelewat laju
Sudahkah engkau bisikkan pada anak cucu
Tentang perjanjian di awal waktu
Saat bulan jadi saksi atas kesepakatan
Yang telah lama kita tolerkan pada pusar bumi
Dan bilamana anak cucu sudah sama merubung
Kita akan mendongenginya satu-satu selepas magrib
Sebelum mereka terlelap sembari menghitung waktu
Menghabiskan hitungan jari satu-satu
Sebelum pada saatnya seperti kita, tak pernah usai
Berteka-teki
Cuma bersimpuh menatap bulan berpasang-pasang
Yang kembali jadi saksi tentang akhir perjalanan
Mengulang lagi kesepakatan antara kita

***



SKETSA


Guratan ini selalu abadi sepanjang abad
Melahirkan sederetan pertanyaan
Yang diuntai di awal subuh hingga
Mimpi mulai merayap
Dan kita tidak bisa selain harus setia
Menunggu hari-hari ditaburi embun
Bersama-sama sajak-sajak yang terus
Ditulis meski hari-hari tidak lagi
Sudi menemani, tapi kita selalu
Tetap dengan sebilah puisi

***



AKU INGIN


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
Dengan kata yang tak sempat kuucapkan
Kayu kepada api yang menjadikan abu.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikan tiada.

***


GADIS PEMINTA-MINTA

Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang.
Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku.
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan diatas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah, kotaku
Hidupnya tak punya tanda

***


SELAMAT PAGI INDONESIA


Selamat pagi Indonesia
Tak ada lagi air mata buatmu hari ini
Sudah kering air mata menangisi engkau
Selamat pagi Indonesia
Semoga kau behagia

***



SEPANJANG JALAN INDONESIA

“sepanjang jalan Indonesia, buku-buku terbakar, wartawan terbunuh, tentara terbunuh, mahasiswa terbunuh, orang-orang terbunuh, sia-sia”

sia-sia? Tak kau tahu siapa yang menurunkan siapa, siapa menaikkan siapa. Jangan macam-macam bicara. Kambing hitam kau namanya.

“sepanjang jalan Indonesia, sepanjang sejarah hitam, sepanjang darah tercecer namamu pada halaman-halaman yang terlipat. . .”

Siapa melipat? Jangan bicara tanpa fakta. Provokator kamu!

“Sepanjang jalan Indonesia, dihadang kampak merah, dihadang preman politik, dihadang calo kekuasaan. . .”

Matamu! Sini tak hafar! Kamu tahu siapa si belakangku? Hitung. Berani ngomong apa? Aku bakar rumahmu. Aku. . . prek!

“sepanjang jalan Indonesia, sepanjang sunyi, puisi-puisi sepi. . .
Nah, begitu baru puisi!

***

INGIN KUTULIS UNTUKMU

Ingin kutulis sajak untukmu. Mungkin ucap rindu.
Tapi kekasaihku, tak kutemukan kata itu.
Kucari ia dalam buku-buku. Tak juga ketemu.
Kurobek buku-buku.
Kulempar semauku. Beri aku kata!

Tak ada yang memberi kata itu.
Tak ada yang memberi tahu di mana kata itu.

Aku menjadi marah. Kuhancurkan rumah-rumah.
Kuhancurkan segala yang ada.
Beri aku kata!

Kesunyian seperti biasanya, mencoba menghiburku.
Tapi tak diserunya kata itu.
Beri aku kata!

Kubunuh kesunyian. Karena ia membisu. Tak tahu kurindu
Beri aku kata!

Demikian kekasihku,  tak kutemukan kata itu.
Mungkin kau memang tak memerlukan juga kata itu.

***

BERI AKU KESUNYIAN

beri aku kesunyian, demikian bising udara, o,
sorot matamu demikian nyala,
siapa membakar dinding kota?

Seorang pecinta memimpi sunyi memimpi
cintanya yang sunyi memimpi sunyinya
sendiri memimpi mimpi

beri aku kesunyian, demikian pengap itu benci,
o sorot matamu demikian bakar,
siapa menyalakan di dinding kota

seorang pecinta memimpi embun memimpi
embunnya yang sunyi memimpi sunyinya
sendiri mengembun embun

:beri aku kesunyian!

***