Rabu, 10 Oktober 2012
Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Koordinasi Manusia
Gangguan dan Penyakit Pada Sistem Koordinasi Manusia
Terdapat beberapa kelainan yang dapat terjadi pada sistem
koordinasi dan panca indera, antara lain sebagai berikut :
1. Meningitis
Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf
pusat. Penyakit ini dapat disebabkan oleh mikroorganisme, luka fisik, kanker,
atau obat-obatan tertentu. Meningitis merupakan penyakit serius karena letaknya
dekat otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali
gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis disebabkan oleh
mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur, atau parasit yang menyebar dalam
darah ke cairan otak.
2. Alzheimer
Alzheimer adalah jenis kepikunan yang mengerikan karena
dapat melumpuhkan pikiran dan kecerdasan seseorang. Keadaan ini ditunjukkan
dengan kemunduran kecerdasan dan ingatan secara perlahan sehingga mengganggu
kegiatan sosial sehari-hari. Alzheimer timbul karena adanya proses degenerasi
sel-sel neuron otak. Menurut dr. Samino, SpS (K), Ketua Umum
Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI), alzheimer merupakan penyakit pembunuh otak
karena mematikan fungsi sel-sel otak.
Orang yang rentan terserang alzheimer ini adalah para lansia
di atas 60 tahun, tetapi orang dewasa muda juga tak tertutup kemungkinan bila
memiliki faktor resiko keturunan. Bahkan, menurut Samino, penderita
demensia alzheimer berusia 40 tahun pernah ditemukan di Indonesia. Alzhemier
dapat dicegah sejak dini dengan mengenali gejala-gejalanya. Berikut ini adalah
beberapa tanda atau gejala yang patut diwaspadai tentang kemungkinan hadirnya
penyakit alzhemier:
a) Kemunduran memori/daya ingat.
b) Sulit melaksanakan kegiatan/pekerjaan sederhana.
c) Kesulitan bicara dan berbahasa.
d) Sulit dalam berhitung.
e) Salah meletakkan benda.
f) Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau
berhias.
g) Perubahan emosi dan perilaku.
h) Gangguan berpikir abstrak atau kemampuan imajinasi
penderita terganggu.
i) Hilang minat dan inisiatif, misalnya cenderung menjadi
pendiam, tak mau bergaul, dan menyendiri.
j) Tidak dapat membedakan berbagai jenis bau-bauan (kecuali
sedang menderita flu).
3. Dermatitis Atopik
Dermatitis atopik atau eksema adalah peradangan kronik kulit
yang kering dan gatal. Pada umumnya dimulai di awal masa kanak-kanak. Eksema
dapat menyebabkan gatal yang tidak tertahankan, peradangan, dan gangguan tidur.
Eksema merupakan penyakit tidak menular.
Sebagian besar anak akan sembuh dari eksema sebelum usia 5 tahun.
Sebagian kecil anak akan terus mengalami eksema hingga dewasa. Penyakit ini
tidak dapat disembuhkan, namun penanganan yang tepat akan mencegah dampak
negatif penyakit ini terhadap anak yang mengalami eksema dan keluarganya.
4. Anosmia
Anosmia adalah hilangnya atau berkurangnya kemampuan untuk
membaui, merupakan kelainan yang paling sering ditemui. Penciuman dapat
dipengaruhi oleh beberapa perubahan di dalam hidung, di dalam saraf yang
berasal dari hidung menuju ke otak atau di dalam otak.
Misalnya, jika rongga hidung tersumbat karena pilek,
penciuman bisa berkurang karena bau tidak sampai ke penerima bau. Kemampuan
membaui akan mempengaruhi rasa sehingga pada penderita pilek, rasa dari makanan
terasa kurang enak.
Sel-sel penciuman kadang mengalami kerusakan sementara oleh
virus flu. Beberapa penderita tidak dapat membaui atau merasa dengan baik
setelah mengalami flu. Kadang, hilangnya penciuman atau pengecapan berlangsung
selama berbulan-bulan, bahkan bersifat menetap.
5. Otitis
Radang telinga atau otitis adalah peradangan sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius (saluran yang menghubungkan
telinga tengah dan rongga mulut), antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Sebagian
besar anakanak pernah mengalami radang telinga dan tidak sedikit yang mengalami
gangguan pendengaran akibat penanganan yang terlambat.
Bila terjadi proses radang pada telinga tengah, tentu akan
terjadi gangguan dalam penghantaran bunyi/suara ke telinga dalam. Akibatnya,
kamu seperti menjadi tuli.
Penyebab terjadinya radang pada telinga tengah, antara lain:
a) Perubahan tekanan udara yang tiba-tiba.
b) Alergi.
c) Infeksi.
d) Sumbatan pada telinga
6. Tuli
Tuli merupakan gangguan pendengaran karena kerusakan saraf
pendengaran, infeksi bakteri, atau jamur. Tuli merupakan gejala utama radang
telinga (otitis). Gendang telinga terlihat utuh, namun tertarik/retraksi,
suram, kuning kemerahan, atau keabu-abuan. Penderita tuli tidak dapat mendengar
dengan jelas apa yang diucapkan oleh orang lain. Akibatnya, ketika
berkomunikasi dengan temannya yang lain, terkadang tidak nyambung. Dalam
kondisi yang sudah parah, penderita tuli tidak dapat mendengar sama sekali apa
yang diucapkan oleh orang lain. Penderita tuli akan sulit bersosialisasi dengan
orang lain. Oleh karena itu, penderita tuli dapat dibantu dengan alat bantu
pendengaran. Alat ini biasanya dipasang di telinga bagian luar. Dengan alat
ini, penderita tuli dapat mendengar dengan jelas.
7. Buta Warna
Istilah buta warna dapat diartikan sebagai suatu kelainan
penglihatan yang disebabkan ketidakmampuan sel-sel kerucut pada retina mata
untuk menangkap suatu spektrum warna tertentu sehingga warna objek yang
terlihat bukan warna yang sesungguhnya. Penyebab buta warna adalah faktor
keturunan, gangguan terjadi biasanya pada kedua mata, namun tidak memburuk.
Penyebab lainnya adalah kelainan yang didapat selama kehidupannya, misalnya
kecelakaan/trauma pada mata, umumnya kelainan hanya terjadi pada salah satu
mata saja dan bisa mengalami penurunan fungsi seiring berjalannya waktu.
8. Katarak
Katarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya bening dan
tembus cahaya menjadi keruh sehingga menyebabkan gangguan pada penglihatan.
Pada umumnya, katarak merupakan proses penuaan pada mata. Paparan sinar
ultraviolet jangka panjang, penggunaan obat-obatan dan penyakit tertentu,
misalnya diabetes, juga dapat mempercepat timbulnya katarak. Katarak juga dapat
merupakan bawaan lahir, artinya semenjak dilahirkan sudah menderita katarak.
Beberapa gejala umum katarak, antara lain:
a) Pandangan menjadi kabur atau ukuran kacamata yang sering
berubah.
b) Warna-warna tampak kusam.
c) Susah melihat di tempat yang terang akibat silau.
d) Kesulitan saat membaca atau mengemudi di malam hari.
Penderita katarak dapat dibantu dengan menggunakan kacamata
yang sesuai. Akan tetapi, jika penglihatan penderita katarak tidak dapat
diperbaiki dengan kacamata, harus dilakukan operasi katarak. Operasi katarak
dapat dilakukan oleh dokter mata.
9. Hipermetropi
Hipermetropi (rabun dekat) adalah suatu keadaan dimana
lensa mata tidak dapat menyembung atau bola mata terlalu pendek sehingga
bayangan benda jatuh di belakang retina. Penderita hipermetropi akan merasa
tidak jelas pada saat melihat benda dari jarak dekat, meskipun untuk jarak jauh
masih lumayan jelas. Keadaan ini akan diperparah lagi jika sudah menginjak usia
tua. Kesulitan yang hebat akan dialami saat melihat dari jarak dekat atau
membaca.
Penderita hipermetropi dapat ditolong dengan lensa cembung
atau positif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa cembung, penglihatan
penderita hipermetropi menjadi normal kembali.
10. Miopi
Miopi (rabun jauh) adalah suatu keadaan dimana lensa mata
terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang sehingga bayangan mata jatuh di
depan retina. Miopi biasanya terjadi pada anak-anak remaja usia 8 sampai 14
tahun. Faktor yang menyebabkannya adalah keturunan, membaca sambil tiduran,
menonton televisi dari jarak yang terlalu dekat, atau menggunakan komputer
terlalu lama. Penderita rabun jauh dapat ditolong dengan lensa cekung atau
negatif. Dengan menggunakan kacamata yang berlensa cekung, penderita miopi
dapat melihat dengan jelas dan normal.
11. Presbiopi
Presbiopi adalah hilangnya kemampuan mata untuk melakukan
akomodasi karena umur. Karenanya, presbiopi disebut juga sebagai mata tua. Pada
umumnya, penderita presbiopi berumur di atas 60 tahun. Gejala yang nampak
biasanya dimulai dengan hilangnya kemampuan membaca pada jarak normal, namun
tidak mempengaruhi penglihatan jarak jauhnya. Hilangnya daya akomodasi mata
akibat menurunnya kemampuan mata untuk mengubah bentuk lensa mata.
Salah satu cara untuk mengatasi presbiopi adalah dengan
menggunakan kacamata fokus ganda (bifokal). Bagian bawah lensa mata memiliki
kuat lensa yang lebih besar dibandingkan bagian atas karena pada saat melihat
benda dekat diperlukan kuat lensa yang lebih besar.
12. Astigmatisme
Astigmatisme adalah suatu keadaan dimana permukaan lensa
mata tidak sama sehingga fokus dan bayangan yang terbentuk tidak sama. Kelainan
ini dapat ditolong dengan lensa silindris.
0 komentar:
Posting Komentar